Selasa, 11 Juni 2019

ANALISIS ARTIKEL BABY SMOKER: PERILAKU KONSUMSI ROKOK PADA ANAK DAN STRATEGI DAKWAHNYA karya Hasyim Hasanah

ANALISIS
ARTIKEL BABY SMOKER: PERILAKU KONSUMSI ROKOK
PADA ANAK DAN STRATEGI DAKWAHNYA
karya Hasyim Hasanah

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Ilmu Dakwah
Dosen Pengampu: Hasyim Hasanah



Disusun Oleh:
        Agus Salam Moza                    (1801056020)



MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

2019

BAB I
Pendahuluan


A.    Latar Belakang
Artikel ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Dakwah” dosen pengampu ibu Hasyim Hasanah. Adapan yang akan dibahas mengenai komentar dan Analisis Artikel berjudul “Baby Smoker: Perilaku Konsumsi Rokok Pada Anak Dan Starategi Dakwahnya karya Hasyim Hasanah.
Diharapkankan dengan pembahasan ini dapat membantu pembaca dalam memahami artikel tersebut dan menambahkan wawasan serta pengetahuan khususnya dalam mata kuliah Ilmu Dakwah serta sebagai pertanggungjawaban atas pemenuhan tugas mata Kuliah Ilmu Dakwah yang telah diberikan.

B.     Rumussan Masalah
1.      Apakah Tujuan dan Pembahasan apa saja yang dibahas dalam artikel tersebut?
2.      Bagaimana sudut pandang penulis terhadap artikel tersebut ?














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tujuan dan Pembahasan Artikel “Baby Smoker: Perilaku Konsumsi Rokok Pada Anak Dan Starategi Dakwahnya karya Hasim Hasanah.
a)      Tujuan
Dalam artikel “Baby Smoker: Perilaku Konsumsi Rokok Pada Anak Dan Starategi Dakwahnya karya Hasyim Hasanah tepatnya dalam halam 256 disebutkan :
“Mendasarkan hal tersebut maka perlu kiranya makalah ini didiskusikan untuk menemukan informasi-informasi penting berkaitan dengan penanganan baby smoker, dan selanjutnya kontrubusi dari peserta diskusi ini mampu menemukan formulasi strategi dakwah yanng efektif, efisien dan tepat guna bagi upaya perlindungan anak di Indonesia.”
Dari penyataan tersebut menjelaskaan bahwa penelitian dibuat dengan dua tujuan, yaitu pertama menemukan informasi penting berkaitan dengan penanganan baby smoker.
Kedua merumuskan strategi yang paling efektif, efisien dan tepat bagi upaya pelinddungan anak di Indonesia.

b)      Pembahsan Materi
Adapun beberapaponti-point pembahasan artikel “Baby Smoker: Perilaku Konsumsi Rokok Pada Anak Dan Starategi Dakwahnya karya Hasyim meliputi :
1.      Pengertian Baby Smoker
2.      Faktor Penyebab Baby Smoker
3.      Dampak Baby Smoker
4.      Keuntungan Berhenti Merokok
5.      Upaya Strategis Menanggulangi Baby Smoker
6.      Strategi Dakwah
Dan diakhiri dengan Kesimpulan.


Adapun Analisis masing-masing sub-Bab akan dijelaskan kembali oleh penulis dengan bahasa yang lebih mudah disertai dengan beberapa sumber bacaan yang diharapkan dapat sekaligus mengoreksi kebenaran teori-teori yang disampaikan dalam artikel “Baby Smoker: Perilaku Konsumsi Rokok Pada Anak Dan Starategi Dakwahnya” karya Hasim Hasanah. Adapun pembahsannya sebagai berikut :
1.      Pengertian Baby Smoker
Dalam sub-Bab ini dijelaskan baby smoker adalah calon dan perokok jangka panjang dan menempatkan mereka pada kerusakan kualitas generasi dan kematian dini yang sebenarnya dapat dicegah.[1] Pernyataan terbuat diambil dari pernyataan kompas perlindungan anak terkait Dampak Keterpajangan Iklan Promosi dan Sponsor Rokok terhadap Kognisi, Afeksi dan Perilaku Merokok Anak. Nyatanya menurut survei pusat data informasi dan kesehatan Ri disebutkan bahwa Hampir 80% perokok mulai merokok pada usia belum mencapai 19 tahun.
Dalam PP RI No. 109 Tahun 2012 Tetang Pengamanan Bahan yang mengandung Zat adiktif  Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan tepatnya pada Pasal 21 Point A disebutkan“Dilarang menjual atau memberi kepada anak berusia di bawah 18 tahun dan perempuan hamil”.[2]
Berdasarkan RPP ini tentu menjadi ramburambu bagi semua pihak untuk dapat memberikan perlindungan khususnya anak-anak, jangan sampai mereka dapat mengakses ataupun menggunakan rokok.

2.      Faktor Penyebab Baby Smoker
Dalam sub-bab ini dijelaskan ada dua Faktor yang diduga menjadi pemicu meningkatnya baby smoker diantaranya sebagai berikut :
a.       Faktor Internal
1)      Rasa ingin tahu
2)      Aspek kepribadian
3)      Perkembangan emosi anak.



[1] UHAMKA, Komnas P Anak. Dampak Keterpajangan Iklan Promosi dan Sponsor Rokok terhadap Kognisi, Afeksi dan Perilaku Merokok Anak. Jakarta, 2007
[2] Presiden Republik Indonesia. PP RI No. 109 Tahun 2012 Tetang Pengamanan Bahan yang mengandung Zat adiktif  Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan tepatnya pada Pasal 21 Point A Lihat dalam https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/173643/PP1092012.pdf, diakses 10 Juni 2019



1)      Kebiasaan anak
Penulis mengutip dari buku Psikologi Perkembangan karya FJ. Monks bahwa masa kanak-kanak merupakan masa pengenalan terhadap lingkungan sosial. Dalam masa ini anak akan sangat memperhatikan apa yang dilakukan oleh sekelilingnya. Keingin tahuan ini diwujudkan dalam meniru berbagai perilaku orang-orang di sekitarnya. Anak cenderung memiliki rasa keingin tahuan yang sangat besar. Terkait dengan perilaku anak, rasa keingin tahuan ini dapat didukung oleh keinginan menjadi sama dengan perilaku di sekelilingnya[3].
Jadi sudah sewajarnya kita sebagai saudaranya ataupun peran orang tua sangat diperlukan khsusnya dalam menghadapi rasa keingin tahuan anak tersebut.
a.       Faktor Eksternal
1)      Iklan dan promosi rokok telah mengepung dari segala penjuru
2)      Lingkungan keluarga dan masyarakat selama ini kurang mempedulikan baby smoker
3)      Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia
4)      berkembangnya pusat industri tembakau
5)      Iklim/geografis
6)      Murahnya harga rokok di Indonesia
7)      Banyak mainan anak yang dibuat menyerupai rokok

1.      Dampak Baby Smoker
Dalam sub-Bab berdasarkan U.S. Department of Health and Human S ervices, Reducing Tobacco Use: A Report of the Surgeon General-Rxecutive Summary disebutkan beberapa dampak merokok yang ditimbulkan dari kandungan zat pada rokok/tembakau diantaranya[4] :



[3] FJ. Monks, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: UGM Press, 2006), hlm. 119.
[4] U.S. Department of Health and Human S ervices, Reducing Tobacco Use: A Report of the Surgeon General-Rxecutive Summary. Atlanta, (Georgia: U.S. Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health, 2000), hlm. 21



a.       Meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.
b.      Masuknya zat berbahaya masuk ke dalam tubuh
c.       Menggangu aliran sel darah merah
d.      Membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paruparu.

1.      Keuntungan Berhenti Merokok
Dalam Integrated International Seminar and Workshop on Lifestyle – Related Diseases, Atmarita dalam “Nutrition Problems In Indonesia” menjelaskan bahwa Pada kasus anak-anak, berhenti merokok di usia dini akan mempengaruhi tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak. Pada usia 0-5 tahun anak cenderung mengalami perkembangan kognitif, sensosik dan psikomotorik. Masa ini merupakan salah satu masa menentukan perkembangan selanjutnya. Tidak merokok di usia ini berarti telah membantu pertumbuhan dan perkembangan kemampuan seso-motorik pada anak. Pada rentang usia 5-10 tahun merupakan masa perkembangan hormonal dan sosial pada anak. Dengan berhenti merokok pada usia ini, maka pertumbuhan hormonal dan sosial dapat tercapai secara optimal.[5]
Dalam buku Masalah Merokok dan Penanggulangannya karya Tjandra Y Aditama dijelaskan perubahan pada tubuh setelah berhenti merokok seperti tekanan darah dan denyut nadi kembali normal, kadar oksigen darah kembali ke normal, CO dieliminasi dari tubuh, Paru mulai mengeluarkan reak dan kotoran, Kemampuan pengecapan dan penciuman lebih baik, Energi lebih meningkat, hingga keseluruhan fungsi paru meningkat 5-10%.[6]



[5] Atmarita, “Nutrition Problems In Indonesia”, makalah, “An Integrated International Seminar and Workshop on Lifestyle – Related Diseases”, (Yoygyakarta: Gajah Mada University, 19 – 20 March, 2005).
[6] Tjandra Y Aditama, Masalah Merokok dan Penanggulangannya, (Jakarta: Yayasan Penerbitan IDI bekerjasama dengan PDPI dan LM3, 2001).



1.      Upaya Stategis Menanggulangi Baby Smoker
Dalam The Determinants of Smoking Behavior among Teenagers in East Java Province, Indonesia: Health, Nutrition and Population (HNP) Discussion Paper Economics of Tobacco Control Paper No. 32. HNP, the World Bank, TFI WHO. December 2005 Santi martini dan Muji Sulistiowati menjelaskan beberapa teknik untuk berhenti merokok sebagai berikut[7] :
a.       Pendekatan perilaku (dengan konseling)
b.      Pendekatan farmako terapi
c.       Terapi alternatif lain antara lain akupuntur, accupressure dan hipnoterapi

2.      Strategi Dakwah Dalam Menangani Kasus Baby Smoker
Adadpun beberapa Strategi dakwah dalam menangani kasusu baby smoker dapat melalaui beberapa kegiatan dakwah berupa :
a.       Tabligh
Menurut Enjang AS, dkk, tabligh merupakan strategi yang dianggap lebih mudah dan dapat dilakukan oleh siapa pun, memiliki jangkauan yang tidak terbatas, karena dapat menggunakan pemanfaatan fasilitas media yang berkembang di masyarakat. Tabligh merupakan bentuk kegiatan dakwah yang mendasarkan pada prinsip kerja transsitif yaitu menyampaikan atau mengabarkan pemberitaan tentang ajaran Islam kepada umat manusia, sehingga pemberita terlepas dari beban kewajiban dan pihak penerima berita menjadi terikat dengannya secara kontinu.[8]
Dalam konteks penanganan baby smoker, kegiatan tabligh ini berkaitan pengan penyampaian beban kewajiban (agen dakwah) informasi pengetahuan mengenai rokok dan dampaknya bagi anak-anak



[7] Martini, Santi. Muji Sulistiowati. The Determinants of Smoking Behavior among Teenagers in East Java Province, Indonesia: Health, Nutrition and Population (HNP) Discussion Paper Economics of Tobacco Control Paper No. 32. HNP, the World Bank, TFI WHO. December 2005. www.worldbank.org/hnp and www.worldbank. org/tobacco, diakses 23 Pebruari 2013.
[8] Enjang As, dkk. Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widyapadjajaran, 2009), hlm. 54



a.       Irsyad
Irsyad berarti bimbingan untuk menginternalisasikan nilai ajaran Islam kedalam setiap aspek kehidupan. Kegiatan irsyad dalam perkembangannya melibatkan dinamika psikologis yang mengarah pada perubahan perilaku sasaran dakwah. Bimbingan ini mendasarkan implementasi metode dakwah pada ketentuan al-Qur’an yaitu hikmah (berarti menyampaiakn sesuatu yang jelas kebenarannya), maudzah hasanah (organisasi pesan dakwah) dan mujadallah (etika dialog yang berakhlak).[9]
Kaitannya dengan strategi dakwah untuk menanggulangi meningkatnya baby smoker, kegiatan irsyad perlu dilakukan khususnya sebagai upaya pendampingan (istilah dalam penyuluhan Islam adalah memainkan fungsi kuratif dan development) dan penyadaran anak untuk menjauhkan diri dari perilaku merokok
b.      Tadbir
Tadbir Islam merupakan bentuk transformasi ajaran Islam dengan memanfaatkan prinsip dan fungsi manajemen. Kegiatam tadbir Islam juga merupakan kegiatan pelembagaan dan pengelolaan kelembagaan Islam. Lembaga ini nantinya bersama-sama dengan masyarakat memberikan perlindungan pada anak, dengan membuat regulasi terhadap keberadaan zat aditif, tembakau (RPP tembakau) dan hal ikhwal rokok
c.       Tathwir
Tathwir Islam merupakan kegiatan dakwah yang berorientasi pada masalah pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Artinya kegiatan ini lebih mengarah pada upaya peningkatan amalan shaleh dengan pengembangan pranata sosial, dan pengembangan kehidupan masyarakat yang memperhatikan kaidah norma dan aturan sosial masyarakat. Kaitannya dengan keberadaan baby smoker, maka srategi yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan peran masyarakat untuk ikut andil dan memiliki kepedualian yang tinggi pada masalah konsumsi rokok.



[9] Mundir Suparta, dkk. (ed.), Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 39



B.     Sudut Pandang Penulis
Dalam sudut pandang penulis Artikel berjudul “Baby Smoker: Perilaku Konsumsi Rokok Pada Anak Dan Starategi Dakwahnya karya Hasyim Hasanah dinilai sangat bagus terutama dalam penanganan Kasus Baby Smoker yang ada di Indoensia. Pendampingan Orang Tua serta peran aktifnya masyrakat dan instansi-instansi berkaitan dinilai sangat dibutuhkan terkait solusi dalam penanganan kasus ini. Pergeseran pola pemikiran bahwa Baby Smoker dalan tatanan masyarakat Indoensia juga dinilai sangat dibutuhkan dalam penanganan budaya Baby Smoker tersebut.
























Daftar Pustaka

UHAMKA, Komnas P Anak. Dampak Keterpajanan Iklan Promosi dan Sponsor Rokok terhadap Kognisi, Afeksi dan Perilaku Merokok Anak. Jakarta, 2007.
Presiden Republik Indonesia. PP RI No. 109 Tahun 2012 Tetang Pengamanan Bahan yang mengandung Zat adiktif  Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan tepatnya pada Pasal 21 Point A Lihat dalam https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/173643/PP1092012.pdf, diakses 10 Juni 2019
FJ. Monks, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: UGM Press, 2006
U.S. Department of Health and Human S ervices. Reducing Tobacco Use: A Report of the Surgeon General-Rxecutive Summary. Atlanta, Georgia: U.S. Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health, 2000
Atmarita, “Nutrition Problems in Indonesia”, The article for An Integrated International Seminar and Workshop on Lifestyle-Related Diseases, Gajah Mada University, 19-20 March, 2005
Tjandra Y Aditama. Masalah Merokok dan Penanggulangannya. Yayasan Penerbiyan IDI bekerjasama dengan PDPI dan LM3. Jakarta, 2001
Martini, Santi. Muji Sulistiowati. The Determinants of Smoking Behavior among Teenagers in East Java Province, Indonesia: Health, Nutrition and Population (HNP) Discussion Paper Economics of Tobacco Control Paper No. 32. HNP, the World Bank, TFI WHO. December 2005. Lihat dalam www.worldbank.org/hnp and www. worldbank.org/tobacco, diakses 23 Pebruari 2013
Enjang As, dkk. Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Bandung: Widyapadjajaran, 2009
Mundir Suparta, dkk. (ed.), Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar